Minggu, 26 Agustus 2012

Kontrol Kualitas Dengan Poka Yoke

Mutu yang baik adalah bagian penting dalam suatu proses produksi.  Di dalam kegiatan produksi banyak faktor yang menyebabkan defect, di antaranya faktor manusia, material, mesin, metode, informasi, dan lain-lain. Namun jika ditelusuri lebih dalam lagi, kita akan sampai pada suatu fakta bahwa setiap defect sumbernya paling banyak adalah faktor manusia. 

Sangat fatal jika sikap kita cenderung menerima kasalahan yang diakibatkan karena sifat manusiawi seperti lupa, tidak tahu ataupun tidak sengaja sebagai hal yang biasa. Secara tidak langsung dengan sikap seperti ini, berati kita membiarkan defect terjadi dalam proses produksi. Akhirnya defect ini terdeteksi hanya pada saat inspeksi terakhir atau, yang lebih parah, terdeteksi oleh Pelanggan.

Seharusnya kita memiliki sikap, bahwa Kesalahan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Salah satu caranya mengurangi atau menghilangkan kesalahan yang bersumber pada manusia adalah dengan Poka-Yoke.

Poka-yoke (diucapkan "po-ka-yo-ke”) berasal dari bahasa Jepang yokeru yang berarti “menghindari” dan poka yang berarti “kesalahan (diakibatkan kelalaian dan/atau ketidaksengajaan)”. Maka Poka yoke kurang lebih berarti alat untuk menghindari kesalahan. Dalam liberatur barat dikenal sebagai mistake proofing.
 

Poka Yoke yang mulai dikenalkan di Toyota Motor Corp., oleh Shigeo Shingo dalam rangka mewujudkan zero defect adalah bagian tak terpisahkan dari Toyota Production System. Dengan kata lain, quality built in process berarti manusia berinteraksi dengan teknologi untuk memastikan bahwa proses berjalan dengan benar dan resiko kerusakan, proses berhenti, atau kecelakaan selama proses sebisa mungkin dihindari. Paduan manusia dengan tenknologi adalah kata kuncinya. Poka-Yoke awalnya disebut sebagai Baka-Yoke, namun karena artinya kurang pantas, yaitu “menghindari ketololan”, maka kemudian diubah menjadi Poka-Yoke.

Secara umum, Poka-Yoke didefinisikan sebagai suatu konsep manajemen mutu guna menghindari kesalahan akibat kelalaian dengan cara memberikan batasan-batasan dalam pengoperasian suatu alat atau produk. Jadi, tujuan utama dari Poka Yoke adalah untuk mencegah terjadinya defect. Prinsip anti salah ini akan mencegah terjadinya defect yang berarti juga menghemat biaya operasional perusahaan, membuat kualitas produk selalu pada kondisi terbaik, dan membuat output dari proses menjadi predictable.

Poka-Yoke sendiri lebih dipandang sebagai suatu konsep ketimbang sebuah prosedur, karenanya penerapannya dimulai dari apa yang karyawan pikir dapat mereka lakukan untuk mencegah kesalahan di area kerja mereka, dan bukan sebagai langkah-demi-langkah bagaimana melakukan suatu pekerjaan.

Berdasarkan jenis dan karakteristiknya, Shigeo Shingo memperkenalkan 3 jenis Poka-Yoke:
Metode Kontak, mengidentifikasi apakah ada kontak antara alat dan produk.
Metode Nilai-Tetap, memastikan apakah sejumlah tertentu gerakan telah dilakukan.
Metode Tahap-Gerak, memastikan apakah sejumlah langkah proses tertentu telah dilakukan.

Setiap orang seharusnya dapat mempraktekkan Poka-Yoke di area kerja masing-masing, karena prinsip-prinsip dasar dari Poka-Yoke sesuai dengan karakteristik dari perangkat Poka-Yoke, dimana sebuah perangkat Poka-Yoke haruslah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Dapat digunakan oleh semua orang/karyawan
2) Mudah dipasang
3) Tidak memerlukan perhatian terus-menerus dari operator
4) Murah dalam pembuatannya
5) Dapat memberikan umpan-balik dan/atau tindakan korektif/pencegahan secara cepat

Poka-Yoke berfungsi optimal saat ia mencegah terjadinya kesalahan, bukan pada penemuan adanya kesalahan. Karena kelalaian operator biasanya terjadi akibat letih, ragu-ragu atau bosan/jenuh. Keberadaan Poka-Yoke menjadi sangat berarti karena solusi mencegah terjadinya kelalaian tersebut sama sekali tidak memerlukan perhatian penuh dari operator bahkan saat si operator sedang tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya.

Untuk materi pelatihan silahkan download disini..!!!

source: berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar